Kuliah di luar kelas merupakan salah satu dari cukup banyak metode yang digunakan oleh dosen-dosen di Prodi S1 PSdK. Podi S1 PSdK terus berupaya melakukan inovasi metode belajar mengajar salah satunya dengan kegiatan turun lapangan. Pada mata kuliah Manajemen Pengetahuan Lokal mahasiswa/i diberikan keleluasaan untuk membentuk kelompok dan melakukan observasi terkait potensi-potensi ilmu pengetahuan yang terdapat di masyarakat. Mahasiswa/i langsung turun ke masyarakat, melakukan wawancara dengan masyarakat dan menganalisis hasil temuan di lapangan untuk kemudian akan dipresentasikan di kelas. Variasi metode belajar mengajar juga dilakukan salah satunya dengan mengundang praktisi sebagai dosen tamu. Hal tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa mahasiswa mendapatkan variasi pengetahuan baik teori maupun praktiknya di kehidupan sehari-hari.
Aktivitas
Memasuki usia hampir satu windu, Program Pascasarjana Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fisipol, Universitas Gadjah Mada telah banyak melakukan kegiatan akademis baik pada level nasional maupun internasional. Pada level internasional telah diselenggarakan Joint Course kerjasama dengan University of Melbourne untuk kelas Comparative Social Policy yang sudah berlangsing sejak tahun 2015. Dan pada tahun 2017 telah dikembangkan kelas baru yaitu Social Policy and Development. Didasari oleh keadaan tersebut, pengurus Program Pascasarjana PSdK menginisiasi pembentukan Social Development Talk atau SODET. SODET diharapkan dapat menjadi ruang belajar bersama melalui diskusi-diskusinya rutinnya dengan mengkat tema seputar pembangunan sosial. Diskusi serial ini diharapkan akan menjadi embrio pengembangan komunitas epistemik di lingkungan Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan pada khususnya dan Fisipol pada umumnya.
Pembentukan Asosiasi program studi/jurusan yang dahulu bernama Sosiatri merupakan kelanjutan dari agenda pertemuan yang dibahas dalam Workshop Keilmuwan Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan yang bertema “Urgensi Perubahan Nama Prodi Sosiatri dan Pembentukan Asosiasi “ pada hari Selasa, 25 Juni 2013 di Wisma MM UGM. Pembentukan asosiasi merupakan hal yang mendesak. Pertama, terdapat kompleksitas tuntutan terhadap kompetensi lulusan program studi ini. Padahal di sisi lain, perubahan nama program studi/jurusan yang telah berlangsung diikuti pula oleh dinamika reorientasi visi dan misi yang berbeda-beda yang dapat menyeret program studi/jurusan ke substansi keilmuan yang jauh berbeda dari yang diusungnya saat masih menyandang nama Jurusan/Prodi Sosiatri. Kedua, kompleksitas tuntutan terhadap kompetensi ini juga menyiratkan bahwa peran universitas dan prodi saja tidak cukup dalam merumuskan kompetensi seperti apakah/bagaimanakah yang sebaiknya dimiliki lulusan prodi/jurusan. Oleh karena itu, dibutuhkan keterlibatan pihak lain dan dalam hal ini, asosiasi dapat berfungsi menjadi salah satu lembaga yang mengakomodasi kebutuhan pengembangan keilmuan prodi/jurusan yang menjadi anggota-anggotanya.