Menilik Gardu Action dan Komunitas Bukuberbagi Bersama Marimas Kedua: Kebaikan di Tepian Parangkusumo

Yogyakarta, 5 Juni 2022 – Debur ombak dan aroma laut menyambut kedatangan kami di Pantai Parangkusumo. Sayup-sayup terdengar suara tawa riang anak-anak yang sedang belajar sambil bermain. Di sore yang teduh pada Minggu (05/06), Kementerian Sosial dan Kemasyarakatan dari Keluarga Mahasiswa Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (KAPSTRA) melaksanakan kunjungan internal ke Komunitas Bukuberbagi dan Gardu Action yang berlokasi di Pantai Parangkusumo, sudut paling Selatan Yogyakarta. Kedatangan kami disambut dengan hangat oleh Mba Ardha Kesuma, selaku founder dari Komunitas Bukuberbagi, bersama tiga rekannya, yaitu : Mba Prita, Mba Dea, dan Mas Lambang. Kami akhirnya berbincang dan berdiskusi di bawah rindangnya pohon pinus, sambil sesekali berinteraksi dengan anak-anak yang penasaran dan ingin ikut serta.

Setelah saling berkenalan, Mba Ardha selaku pendiri Komunitas Bukuberbagi, menceritakan sejarah singkat dari  Gardu Action dan Komunitas Bukuberbagi. Gardu Action yang merupakan akronim dari Garbage Care and Education berdiri atas inisiatif para pemuda tepian Pantai Parangkusumo dan Parangtritis yang merasa miris dengan jumlah sampah pariwisata yang semakin menumpuk. Akhirnya pada tahun 2015, Gardu Action didirikan sebagai Bank Sampah yang mengelola berbagai macam sampah pariwisata, sekaligus menjadi sarana edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat umum. Tidak hanya sekadar tempat pengumpulan sampah, Gardu Action pada masanya menjadi tempat wisata edukasi yang ikonik, spot-spot foto serta berbagai hiasan dari barang bekas menjadi ciri khas dari Gardu Action. Terobosan tersebut terbukti berhasil menjadi solusi dari pengelolaan sampah pariwisata sekaligus mengedukasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Dua tahun berselang, Mba Ardha Kesuma mendirikan sebuah komunitas bernama Bukuberbagi. Alasan berdirinya sederhana dan sesuai namanya, komunitas tersebut didirikan karena Mba Ardha banyak melihat rekan-rekannya yang mengeluh kebingungan dalam menyalurkan buku-buku bekas. Berawal dari niat memfasilitasi anak-anak di tepian Pantai Parangkusumo untuk membaca buku, kegiatan Komunitas Bukuberbagi berkembang seiring berjalannya waktu. Hingga saat ini banyak relawan dari komunitas dan universitas yang ikut berkegiatan bersama anak-anak di Gardu Action. Setiap Minggu siang hingga sore, terdapat kegiatan bernama “Sunday Sharing and Caring”. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang dibalut dengan permainan serta berbagai hal yang seru. Anak-anak di sekitaran Gardu Action biasanya akan tiba di Gardu pada siang hari, makan siang bersama, membaca buku, lalu berkegiatan bersama relawan dari komunitas lain. Gardu Action menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar dan bermain, tidak hanya di hari Minggu saat berkegiatan, di hari-hari biasapun anak-anak terus bermain di tempat tersebut.

Matahari semakin condong ke arah Barat, sinarnya menyusup di antara dedaunan dan ranting pohon. Satu persatu anak-anak meninggalkan kawasan Gardu Action, para relawan mulai membereskan peralatan mereka. Diskusi kami masih mengalir dengan asik, Mba Ardha bercerita tentang latar belakang orang tua dari anak-anak Gardu Action yang mayoritas merupakan pekerja sektor informal. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kawasan Pantai Parangkusumo yang terkenal dengan wisata spiritual, turut dikenal sebagai kawasan lokalisasi prostitusi.

Sebagai salah satu destinasi wisata terkenal di Yogyakarta, banyak masyarakat dari berbagai wilayah di Pulau Jawa datang untuk mengadu nasib ke tempat ini. Para pendatang tinggal di perkambungan padat penduduk Kali Mati, lalu melakukan berbagai hal untuk bertahan hidup, mulai dari menjadi pedagang asongan, pemulung, pengamen, tukang parkir, hingga membuka usaha karaoke. Lingkungan yang beragam tersebut, tidak jarang menyebabkan terjadinya konflik antara warga lokal dan pendatang. Terlepas dari sisi lain tersebut, anak-anak di Parangkusumo tetaplah anak-anak yang membutuhkan tempat yang aman dan nyaman untuk berkembang, belajar, serta bermain. Komunitas Bukuberbagi dan Gardu Action hadir menjadi tempat dan teman belajar bagi anak-anak tersebut.

“Sebagai komunitas akar rumput, harapan kami gak muluk-muluk mba. Kami senang ketika melihat anak-anak bisa belajar sambil bermain. Mereka juga senang bertemu dengan kakak-kakak dari berbagai daerah.“

Mba Ardha mengatakan hal tersebut sambil tersenyum. Sudah 5 tahun, Bukuberbagi hadir memfasilitasi anak-anak di sekitar untuk belajar. Tahun berganti tahun, anak-anak yang datang pun silih berganti, biasanya, mereka tidak lagi datang ke Gardu ketika sudah beranjak remaja.

“Lewat teman-temanlah kami berharap untuk dapat menyuarakan aspirasi kami. Melalui artikel, berita, publikasi, penelitian, serta rekomendasi kebijakan yang teman-teman tulis, harapannya suara kami dapat di dengar oleh pemangku kebijakan, dan lingkungan yang aman serta nyaman untuk anak-anak dapat tercipta.”

Gardu Action dan Bukuberbagi melalui beberapa perwakilannya, beberapakali memang pernah diajak berdiskusi dengan stakeholder setempat, namun hingga saat ini belum ada gebrakan yang signifikan. Anak-anak di sekitar memang turut mengenyam pendidikan di sekolah formal, tetapi mereka juga turut serta turun ke jalan, berjualan minuman di lampu merah, memulung bersama orang tua, dan hal-hal lainnya. Masuk sekolah memang gratis, tetapi tidak dengan berbagai kebutuhan lain seperti buku dan seragam. Belum lagi permasalahan terkait administrasi dan kartu identitas yang merupakan hal rumit bagi para pendatang. Maka dari itu, mereka rentan sekali untuk berhenti sekolah dan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hadirnya para relawan yang berkegiatan di Gardu Action, setidaknya dapat memberikan kesempatan dan pengalaman belajar bagi anak-anak di sekitar. Gardu Action dan Bukuberbagi mungkin menganggap harapan mereka tidak muluk-muluk, namun yang pasti komunitas tersebut telah berperan sebagai komunitas akar rumput yang membawa banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Kalau sedang berkunjung ke kawasan Pantai Parangtritis dan Parangkusumo, jangan lupa singgah ke Gardu Action, ya!

 

Penulis: Adzkia Yeza
Penyunting: Tuffahati Athallah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lainnya

advanced divider
Kategori