Yogyakarta, 25 Maret 2021— Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM mengadakan diskusi Social Development Talks (Sodet) dengan tajuk “Kebijakan Sosial di Asia Timur: Transformasi Ide dan Relevansi Pendekatan” pada Kamis (25/03). Pemilihan tema pada diskusi ini didasarkan atas buku karya Tauchid Komara Yuda, S.Sos., MDP yang membahas transformasi kebijakan sosial yang terjadi di wilayah Asia Timur.
Diskusi ini menghadirkan Tauchid Komara Yuda, S.Sos., MDP selaku penulis buku, dan Nurhadi, Ph.D sebagai pembahas buku. Keduanya merupakan Dosen dari Departemen PSdK FISIPOL UGM. Diskusi dibuka oleh moderator yang menjelaskan bahwa hadirnya buku karya Yuda ini dapat menjadi referensi penting bagi akademisi, mahasiswa, hingga praktisi yang ingin mengkaji studi kebijakan sosial.
Selanjutnya, Yuda menjelaskan bahwa buku ini muncul awalnya dari ketertarikan dari adanya pertumbuhan ekonomi yang drastis di wilayah Asia Timur. Fenomena ini menurutnya dikatakan oleh para scholars sebagai keajaiban Asia atau miracle of Asia. Yang lebih mengesankan lagi adalah bahwa negara-negara ini dapat mereduksi angka kemiskinan yang signifikan.
Namun, titik yang menjadi perhatian Yuda adalah meskipun pada masa pertumbuhan ekonomi di Asia Timur tinggi, uniknya pengeluaran publik untuk kesejahteraan sangat minim. Pada tahun 2000-an (pasca krisis) di mana pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan, justru negara-negara di Asia Timur melakukan reformasi pada sistem perlindungan sosial mereka. “Ini adalah sebuah anomali karena dalam pendekatan umum dengan kasus di negara-negara Eropa di mana pengeluaran publik untuk kesejahteraan paralel dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, dan ketika krisis terjadi sebaliknya,” jelas Yuda.
Berangkat dari uraian tersebut kemudian buku yang ditulis oleh Yuda berusaha menjawab dua pertanyaan kunci. Pertama, bagaimana tata kelola kebijakan sosial di wilayah Asia Timur diformulasikan sehingga membedakan dengan varian apa pun yang ada di Barat? Kedua, pendekatan teoritis seperti apa yang membedakan dengan wilayah Barat untuk menjelaskan faktor-faktor yang membentuk narasi kebijakan sosial di Asia Timur?
Pada sesi berikutnya, Nurhadi sebagai pembahas menyampaikan bahwa buku ini menjadi referensi penting dalam dua hal yakni dalam aspek teoritik dan empiris. Pada aspek teoritik kajian mengenai Asia Timur masih lemah dibanding kajian kebijakan sosial di barat. Sehingga buku ini menjadi sumbangan teoritik pada kajian-kajian kebijakan sosial di Asia Timur. Namun data-data yang dimunculkan masih minim pada Asia Timur yang sempit. Sehingga masih perlu support data yang lebih menjelaskan Asia Timur secara lebih luas. Pada aspek empiris, buku ini dapat menjadi respon atas fenomena miracle yang sedang terjadi di Asia Timur bahkan Asia secara keseluruhan. Penjelasan yang ada di buku ini dapat menjadi manfaat baik pemerintah maupun NGO yang fokus mengenai kebijakan sosial. “Ke depan ada tantangan akademik untuk mengibarkan bendera kebijakan sosial Asia Tenggara terlepas dari analisis-analisis Asia Timur,” tutup Nurhadi.
Penulis: Saqib Fardan Ahmada
Proofreader: Nanda Widyasari