Digital welfare state and problem arising: an exploration and future research agenda

The penetration of technology and the strengthening of evidence-based policies have paved the way for the automated delivery of social services. This study aims to discuss the inherent risks of this automatization, particularly those associated with the discrimination, exclusion and inequality problem, which the authors package under the theoretical umbrella of a digital welfare state (DWS).

Rekomendasi Buku “A untuk Amanda”

A untuk Amanda adalah novel racikan Annisa Ihsani yang mengisahkan gadis remaja bernama Amanda yang sangat pintar, rajin, dan selalu meraih nilai sempurna untuk setiap hal yang ia kerjakan. Akan tetapi, Amanda yang awalnya merasa ‘candu akan prestasi’ perlahan mulai meredup seiring datangnya kericuhan di dalam kepalanya sendiri.

Rekomendasi Film “Penyalin Cahaya”

Penyalin Cahaya atau Photocopier merupakan film yang mengisahkan perjalanan pelik seorang mahasiswi bernama Suryani (Shenina Syawalita Cinnamon) dalam mengungkapkan kebenaran di balik permasalahan yang menimpa dirinya.

Rekomendasi Buku “Kim Ji-Yeong”

Novel Kim Ji-Yeong yang dipublikasikan pada tahun 1982 merupakan buku fiksi dari Korea yang dikemas secara sederhana dengan menceritakan bagaimana Ji-Yeong sebagai tokoh utama mengalami depresi setelah melahirkan dan mengasuh anak. Penyebabnya adalah budaya patriarki yang sangat kental. Wanita di Korea digambarkan masih sering mendapatkan stereotip dari orang-orang di sekitarnya.

Rekomendasi Film “Imperfect”

Film ini bercerita tentang seorang wanita bernama Rara (Jessica Milla) yang sejak kecil kerap mengalami body shaming. Ibunya merupakan seorang mantan peragawati yang penampilannya dipuja-puja, juga adiknya yang bernama Lulu memiliki paras cantik, tinggi, putih, dan kurus layaknya standar wanita saat ini. Hal tersebut membuat Rara yang memiliki tubuh gemuk dan berkulit sawo matang kerap dibanding-bandingkan oleh keluarganya.

Rekomendasi Buku “Laut Bercerita”

Novel dengan genre historical fiction ini disajikan dengan bahasa yang indah, tetapi di saat bersamaan juga menyayat hati para pembaca. Dengan membaca novel Laut Bercerita, akan membuka pikiran dan hati pembaca mengenai betapa kejamnya rezim Soeharto pada masa itu. Meskipun kisah di dalamnya merupakan kisah fiksi, tetapi hal tersebut tidak mengurangi pengalaman pembaca yang tidak hidup pada masa Orde Baru untuk ikut merasakan kengerian dan teror yang dirasakan para mahasiswa dan aktivis. Sebab, novel ini diangkat dari kisah nyata.