Curhat Akademis (Curmis) #1: Praktikum 1

Oleh: KAPSTRA FISIPOL UGM

Minggu (6/3) Divisi Keilmuan KAPSTRA menyelenggarakan Curhat Akademis dengan topik Praktikum 1. Kegiatan ini bersifat internal yang dihadiri oleh 55 partisipan yang terdiri dari mahasiswa S1 PSdK angkatan 2020 dan 2021. Curhat Akademis kali ini mengundang Mochammad Bimo Alfriyanto (PSdK 2019) dan Andhika Mutiara Lathofani (PSdK 2019) sebagai narasumber. Acara ini dimoderatori oleh mahasiswa S1 PSdK angkatan 2021, yaitu Muhammad Khoirul Rizal.

Tujuan pelaksanaan acara ini adalah memberikan gambaran dan pemahaman tambahan kepada mahasiswa PSdK yang akan melaksanakan Praktikum 1. Dengan demikian, diharapkan para mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini memperoleh benang merah terkait seluk-beluk dan dinamika yang akan dilalui saat menjalankan Praktikum 1. Acara diawali dengan sambutan dari Mega Mutiara Eka Sari (PSdK 2020) sebagai perwakilan KAPSTRA. Kemudian dilanjutkan sesi sharing bersama narasumber. 

Dalam sambutannya, Mega Mutiara Eka Sari selaku Wakil Ketua KAPSTRA menyampaikan bahwa Praktikum 1 merupakan salah satu mata kuliah yang ditunggu-tunggu mahasiswa di Departemen PSdK, karena pada mata kuliah wajib ini mahasiswa dapat terjun langsung ke masyarakat serta melihat fenomena-fenomena sosial secara langsung di lapangan. Tentu saja, hal ini akan menjadi bekal yang sangat penting bagi mahasiswa lulusan PSdK yang akan melakukan pemberdayaan serta berdinamika bersama masyarakat nantinya.

Sebelum melakukan sesi sharing bersama narasumber, moderator melakukan pemantikan dengan memaparkan bahwa yang dimaksud dengan Praktikum 1 adalah pengejawantahan dari penelitian lapangan sebagai wujud nyata penerapan mata kuliah metode penelitian sosial yang telah diambil mahasiswa pada semester sebelumnya. Praktik penelitian yang dilakukan akan mengambil tema tertentu yang aktual dengan memperhatikan kelayakan studinya. Secara khusus, Praktikum 1 ini merupakan suatu upaya menyikapi keterkaitan antara kegiatan teoritis di perkuliahan dengan fenomena sosial dengan memberikan jawaban secara empiris. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa selama melaksanakan Praktikum 1 mahasiswa mengalami kendala, baik sebelum, saat, maupun sesudah pelaksanaan. 

Sesi sharing pada Curhat Akademis diawali dengan pemaparan timeline Praktikum 1 oleh narasumber. Mochammad Bimo Alfriyanto atau akrab disapa Mas Bimo memaparkan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Praktikum 1 sesuai timeline yang ada. Acara  dilanjutkan dengan sesi Q&A antara moderator dengan narasumber yang dikemas seperti talkshow

Menuju ke pertanyaan pertama, moderator menanyakan tanggapan kepada para narasumber mengenai Praktikum 1 yang dianggap mengerikan oleh sebagian besar mahasiswa. “Merasa takut pada awal-awal pelaksanaan Praktikum 1 adalah hal yang wajar, tetapi setelah dijalani ternyata tidak semenakutkan itu. Memiliki support system yang baik, serta berusaha untuk membangun jaringan komunikasi antar sesama anggota kelompok memang sangat diperlukan agar dapat menjalankan praktikum ini,” jawab Mas Bimo sebagai salah satu narasumber. 

“Praktikum 1 tidak terlalu menakutkan, tetapi lebih ke arah yang menantang. Pada masa pelaksanaan Praktikum 1, ada banyak pergulatan batin dan mental yang akan dirasakan. Meskipun disebut menantang, tetapi sudah banyak mahasiswa yang dapat menjalani dan juga melewatinya. Aku yakin bahwa kita dan yang lainnya dapat menjalankan praktikum ini dengan lancar. Selain itu, jangan lupa jika kita tidak bekerja sendirian. Melainkan, masih terdapat teman yang bisa diajak untuk sharing dan bercerita bersama, sebab hal ini akan sangat membantu selama menjalani masa Praktikum 1 ini,” tambah Mbak Andhika melengkapi jawaban yang sudah disampaikan oleh Mas Bimo sebelumnya.

 Narasumber menyampaikan bahwa sistematika pelaksanaan Praktikum 1 tetaplah sama. Singkatnya, mahasiswa akan membuat proposal workshop di kelas masing-masing bersama dengan dosen pembimbing. Kemudian, nantinya akan ada seminar proposal, di mana proposal dari tiap kelompok akan diadu. Setelah itu, di minggu selanjutnya akan mendapatkan pemenang dan proposal tersebut akan menjadi milik angkatan. Lalu, akan dibagi menjadi per variabel, sehingga kelompoknya bisa saja berbeda. Lantas, selepas langkah tersebut usai, kuesioner dan pertanyaannya sudah fix, maka akan dihadapkan dengan uji kuesioner terlebih dahulu. Jika data tidak ada yang menyimpang, maka baru diperbolehkan untuk turun ke lapangan, lalu berlanjut pada olah data dan pembuatan laporan akhir dan kesemuanya itu dikerjakan secara kelompok sehingga tidak ada laporan individu.

Pertanyaan selanjutnya yang disampaikan oleh moderator adalah seputar kendala dalam menggunakan SPSS. “Kendala paling besar yang dirasakan adalah apabila kita melakukan kesalahan langkah pada saat menggunakan SPSS maka kita perlu mengulanginya dari awal. Langkah-langkah yang perlu dilakukan saat memasukkan data dan mengolah data juga rumit, sehingga diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Untuk mengetahui langkah-langkah yang benar menggunakan SPSS kita dapat melihatnya dari video yang telah disediakan oleh para dosen,” pungkas Mas Bimo. 

Menambahkan jawaban yang sudah disampaikan oleh Mas Bimo, Mbak Andhika memberikan saran untuk memanfaatkan platform YouTube untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. “Saran aku apabila data yang ada ingin di otak-atik oleh anggota kelompok lain maka usahakan menggunakan versi SPSS yang sama untuk mencegah terjadinya kesalahan. Kalau kendala tersulit yang aku rasain sih niat untuk mengerjakan SPSS. Dulu aku pakai buku “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” karya Prof. Dr. Sugiyono sebagai referensi saat melakukan penelitian. Apabila teman-teman merasa kesulitan dalam memahami penjelasan dari dosen terkait SPSS, teman-teman juga bisa melihat tutorial yang ada di YouTube. Terkadang penjelasan yang diberikan lebih jelas, contohnya seperti para youtuber memberikan cara membaca data yang tidak diajarkan oleh dosen di kelas,” ujarnya.  

Berlanjut pada pertanyaan keempat yaitu mengenai manajemen waktu. “Pelaksanaan Praktikum 1 cukup menguras waktu sehingga mengorbankan peran di organisasi. Aku dan Dhika waktu itu sama-sama menjabat di PSDM KAPSTRA, cara untuk mengatur waktu di organisasi dan akademik yaitu dengan membagi peran dan tanggung jawab. Selain itu, juga dengan memaksimalkan hasil diskusi sehingga setiap anggota kelompok harus bisa menentukan waktu diskusi yang pas. Maka dari itu, diskusi bisa berlangsung lebih efisien dan lebih terarah,” jelas Mas Bimo. Selanjutnya, Mbak Andhika turut memberikan tanggapannya terkait hal ini. “Tentunya, harus bisa saling membagi tugas di divisi masing-masing. Misalnya, ketika sedang menjabat sebagai penanggung jawab acara, maka tidak perlu merangkap sebagai ketua kelompok,” jawabnya.

Lantas, bagaimana cara untuk menegur dan menggandeng teman yang malas mengerjakan Praktikum 1? Terkait pertanyaan ini, Mas Bimo memberikan pandangannya. “Sebagai mahasiswa yang sudah dewasa seharusnya lebih memiliki kesadaran diri. Misalnya, nggak hilang-hilangan dan bersikap profesional saat mengerjakan tugas yang sejatinya harus dikerjakan bersama. Apabila hal tersebut dilanggar, maka akan menimbulkan stigma kepribadian yang buruk dalam pertemanan. Selain itu, akan terlihat juga sifat asli teman-teman yang sibuk tapi pandai mengatur waktu ataupun hanya berpura-pura sibuk. Ada juga anak yang terbilang cukup rajin tapi saat mengerjakan tugas kelompok praktikum ini justru menjadi anak yang sangat bermalas-malasan. Sedangkan, ada pula anak yang terlihat malas namun seiring berjalannya waktu anak tersebut justru mau bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok.” 

Terkait pertanyaan tersebut, Mbak Andhika juga sependapat dengan Mas Bimo. “Untuk orang-orang yang malas mengerjakan Praktikum 1 harus berubah dan memiliki kesadaran untuk segera mengerjakannya. Sebab, tugas kelompok merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya dibebankan pada satu atau dua orang tetapi mencakup semua nama anggota kelompok. Lalu, ada juga sosiometri yang secara sederhana merupakan penilaian sesama anggota kelompok. Sosiometri ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai seberapa besar kontribusi tiap anggota,” imbuhnya melengkapi jawaban dari narasumber sebelumnya. 

Selanjutnya pada pertanyaan keenam tentang kesalahan saat Praktikum 1 dan tips untuk mengatasi hal tersebut. “Pada awalnya memang kelompok yang ada sudah dianggap adil dan merata karena ditentukan secara acak, tetapi dalam prosesnya ternyata kelompok yang ada masih kurang terbagi secara merata,” ujar Mas Bimo menjelaskan. Selanjutnya, ia berkata ”Tips untuk mengantisipasi hal tersebut adalah mengklasifikasikan masalah yang ingin kita tanyakan kepada dosen sesuai bidang atau kepribadian para dosen. Selain itu, apabila kita memiliki kendala sebaiknya kita berkoordinasi dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing masing-masing untuk menghargai mereka.” Ia menyarankan agar di dalam panitia praktikum sebaiknya ada orang yang dapat menerima keluhan serta dapat menenangkan teman-teman yang lain. Menurutnya hal tersebut bertujuan agar keluhan teman-teman dapat terwadahi dengan lebih optimal. 

Mengimbuhi jawaban dari Mas Bimo, “Hal yang disesali aku ketika pembagian kelompok dan dosen pembimbing yang kurang merata. Dalam kelompokku juga tidak memiliki notula yang terdokumentasi dengan baik sehingga mengakibatkan pembahasan berhenti di satu titik saja tidak memiliki kemajuan. Sebaiknya teman-teman yang lain sejak awal memiliki notula yang terdokumentasi agar tidak mengalami kejadian serupa. Selain itu, sebaiknya teman-teman lebih serius dalam belajar SPSS karena akan sangat penting untuk kedepannya.”

Pada pertanyaan terakhir, moderator menanyakan terkait tips and trick dalam mencari topik penelitian. “Untuk mencari topik penelitian dan menentukan judul dan inti penelitian kita perlu melihat fenomena yang dekat dengan kehidupan kita. Boleh saja apabila ingin mencari topik yang tidak relevan dengan hidup kita, tetapi berdasarkan pengalaman,” ujar Mbak Andhika. Apabila kita menggunakan topik tersebut maka kita akan malas karena kita tidak merasa memiliki keterkaitan dengan topik tersebut. Selain itu, kita bisa melakukan banyak dialog dengan dosen pembimbing agar mendapatkan rekomendasi untuk penelitian yang akan dilaksanakan.

 Selanjutnya moderator membuka sesi tanya jawab dengan melibatkan partisipan yang hadir untuk mengulik lebih lanjut tentang pengalaman Mas Bimo dan Mba Andhika dalam melaksanakan Praktikum 1. Pertanyaan pertama datang dari Rizal Mahendra (PSdK 2020) mengenai unsur orisinalitas dalam suatu penelitian. “Orisinalitas memang diperlukan, tetapi apabila dalam penelitian kita sudah memiliki satu variabel saja yang berbeda dari penelitian sebelumnya, maka hal tersebut sudah dapat dianggap sebagai karya yang orisinil,” jawab Mas Bimo. Selanjutnya, Mbak Andhika menambahkan, “Teman-teman juga tidak perlu khawatir penelitian kita akan sama dengan penelitian yang telah ada karena scope penelitian yang kita lakukan tentu berbeda dari penelitian sebelumnya sehingga penelitian kita akan tetap dianggap orisinal” 

Selanjutnya, pertanyaan kedua diajukan oleh Mega Mutiara Eka Sari (PSdK 2020) terkait relevansi proposal penelitian dengan PSdK. Dalam proposal penelitian yang akan diajukan pada Praktikum 1 memang diharuskan memiliki relevansi dengan PSdK. Namun, menurut Mas Bimo dan Mbak Andhika yang dimaksud di sini adalah keterkaitan dengan mata kuliah dan berbagai macam hal yang kita pelajari di PSdK. Jadi dapat dikatakan bahwa proposal kita tidak wajib dikaitkan dengan 3 fokus kajian PSdK, tetapi akan lebih baik lagi apabila kita dapat menghubungkan keterkaitan antara proposal yang kita miliki dengan 3 fokus kajian PSdK meskipun keterkaitan yang dimiliki sangat tipis karena hal tersebut akan menjadi nilai tambah kita. 

Sesi sharing dan tanya jawab tersebut berjalan dengan interaktif. Pemaparan dari narasumber juga detail dan mudah dipahami. Selama pelaksanaan acara, narasumber banyak membahas mengenai praktikum 1 mulai dari timeline sampai tips and trick. Dari yang telah disampaikan dapat diambil kesimpulan bahwa kunci keberhasilan Praktikum 1 adalah kerjasama antar anggota kelompok. Selain itu, penting juga menjalin komunikasi, baik dengan dosen pembimbing, anggota kelompok, maupun teman-teman yang berada di organisasi yang sama untuk meminimalisir perbedaan persepsi. Seperti quote dari Merry Riana yang berbunyi “Manusia tidak akan mengetahui kemampuan maksimalnya sampai dia berada dalam kondisi di mana dia dipaksa kuat untuk bisa bertahan”. Dengan demikian, melalui Curhat Akademis ini, diharapkan dapat menjawab keresahan dan memberikan motivasi mahasiswa S1 PSdK angkatan 2020 yang akan melaksanakan Praktikum dalam waktu dekat. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lainnya

advanced divider
Kategori