TAMIYA (Tanya Ekonomi Kreatif) “Dari Marketing dan Magang hingga Kiat-Kiat Berbisnis”

Yogyakarta, 22 Mei 2022 – Divisi Ekonomi Kreatif dari Keluarga Mahasiswa Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (KAPSTRA) menyelenggarakan podcast yang bertajuk TAMIYA (Tanya Ekonomi Kreatif) pada minggu (22/05). TAMIYA kali ini diproduksi secara luring di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada dan akan ditayangkan melalui Youtube KAPSTRA. Divisi Ekonomi Kreatif mengundang David Aji Pangestu (Mahasiswa PSdK 2020) yang sedang magang pada posisi Branding & Marketing Intern di Naraya Consulting serta Asyam Raihan Fajriy (Mahasiswa PSdK 2020) sebagai founder dari CV Syam Nusantara Group. Podcast dipandu oleh Afnata Rina dan Zaskia Nurhidayati sebagai Host.

Kegiatan dimulai dengan pembuatan podcast yang dibuka oleh Zaskia Nurhidayati selaku Host TAMIYA episode pertama. Zaskia mengawalinya dengan memberikan gambaran umum mengenai TAMIYA dan latar belakang David Aji Pangestu selaku narasumber yang membahas topik tentang magang dan marketing. Selanjutnya, obrolan santai mengenai magang dan marketing berjalan lancar. David bercerita mengenai pengalamannya dalam mencari informasi magang yang mayoritas didapatkan dari media sosial. Pesatnya perkembangan teknologi membuat arus informasi mengenai kesempatan magang menjadi mudah diakses oleh khalayak umum khususnya mahasiswa. Informasi inilah yang mendorong David untuk mulai mengikuti magang sesuai dengan minat kerjanya pada kepenulisan dan marketing.

Banyak dampak positif yang didapatkan setelah mengikuti magang, David mengungkapkan bahwa ia memiliki pengalaman bekerja sama yang luar biasa bersama orang lain. Relasi yang semakin luas karena dituntut untuk berhubungan dengan banyak orang termasuk mitra dan pelanggan. David sendiri sempat bersinggungan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus komunitas-komunitas yang relevan dengan pekerjaannya. Selain itu, ia juga dapat memperdalam pengetahuan mengenai konten secara teknis seperti board game dan prototyping. Pengembangan soft skill-nya juga meningkat seperti berpikir kreatif, kesadaran terhadap lingkungan, dan empati. Namun demikian, dunia magang juga tak lepas dari tantangan dan kesulitan yang dilewati. David bercerita bahwa tantangannya dalam magang sangat challenging, mulai dari sulitnya mengatur waktu, membangun awareness dan kepercayaan pelanggan dan mitra, serta belum banyak orang yang familiar dengan board game yang dijalankannya dalam magang. Selain itu, harganya yang dinilai mahal daripada buku juga
menjadi tantangan sendiri untuk mengakrabkan game dengan masyarakat luas.

Sebagai penutup, David mengungkapkan kebanggaanya karena memiliki pengalaman magang yang berkesan. Meskipun sempat bingung dalam membagi waktu, ia bersyukur karena dengan pengalaman ini membuatnya belajar mengelola waktu dengan baik karena magang dapat menjadi alternatif bagi mahasiswa lain untuk membekali diri sebelum terjun langsung ke dunia kerja, ia berpesan bagi teman-teman mahasiswa yang lain untuk dapat mengenali dirinya sendiri dan mampu mengelola waktu dengan caranya sendiri. Selain itu, fokus pada tujuan yang ingin dicapai juga penting bagi karir kedepannya. Ia melanjutkan bahwa sebagai anak muda, inilah
waktunya kita dalam melakukan banyak hal dan jangan mudah menyerah untuk terus mencoba.

Selanjutnya pada podcast TAMIYA Episode 2 yang dipandu oleh Afnata Rina selaku Host, ia membuka acara dengan memberikan gambaran umum mengenai bisnis. Selanjutnya, dilanjutkan oleh pertanyaan mengenai tips dalam memulai bisnis yang akan dijawab oleh Asyam Raihan Fajriy selaku narasumber dalam kesempatan tersebut. Melalui CV Syam Nusantara Group, perusahaan yang bergerak di bidang rempah-rempah, batu alam, dan marmer dengan konsep marketing yang dikhususkan pada sektor ekspor, Asyam bercerita tentang bisnis
yang dijalankan serta lika-liku yang dihadapinya selama membangun bisnis tersebut. Awal merintis bisnis ia terinspirasi dari Tiktok karena menemukan sebuah konten mengenai bisnis ekspor dan selanjutnya ia bergabung dalam Komunitas Bisa Ekspor. Sebelum membuka bisnis ini, ia memang telah mencoba bisnis yang lain, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Hal tersebut tidak membuatnya menyerah dan sedih karena berwirausaha memang sudah menjadi kesenangannya sejak lama.

Tantangan yang dihadapi Asyam sejak awal memang tak mudah, membangun kepercayaan, mencari mitra yang cocok, serta menerima penolakan memang sudah menjadi resikonya sejak awal jika memilih berbisnis seperti ini. Hal-hal yang ia lakukan dalam menghadapi tantangan tersebut adalah melakukan promosi dengan mengikuti pameran dan selalu meningkatkan pengetahuan yang sesuai dengan bisnis yang ia jalani. Meskipun dalam merintis bisnis, kita akan menemukan banyak kesulitan, Asyam berpesan untuk tidak menyerah dan harus selalu
sabar karena tidak ada yang instan. Selain itu membangun support system dengan cara berkumpul antar sesama pebisnis juga dibutuhkan agar bisa saling menyemangati. Ia melanjutkan bahwa mengatur mindset dan memperbanyak referensi tentang dunia bisnis melalui berbagai media, khususnya digital juga penting untuk memulai maupun mengembangkan bisnis kita.

Sebagai penutup, Asyam menyampaikan rasa syukurnya karena sejauh bisnis ekspornya ini berjalan, kedua orang tuanya sangat mendukung apa yang ia lakukan. Ia juga menyampaikan harapannya agar bisnisnya dapat terus berkembang dan bisa menjadi referensi bagi mahasiswa lainnya untuk mengikuti langkahnya dalam membangun bisnis sendiri. Bagi teman-teman yang penasaran tentang bisnis yang dimiliki Asyam, dapat mengaksesnya melalui website vegrovesices.com dan luminairestone.com. Bagi teman-teman yang ingin belajar mengenai ekspor juga dapat bergabung pada komunitas yang sama dengan Asyam, yaitu Komunitas Bisa Ekspor.

Penulis: Afnata Rina (Staf Divisi Ekonomi Kreatif KAPSTRA)

Penyunting: Muhamad Ilham Hanif (Sekretaris KAPSTRA)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lainnya

advanced divider
Kategori