Social Development Talks: Desa Mandiri Energi, Pengelolaan Tenaga Mikro Hidro Sebagai Sumber Listrik di Desa Andung Biru, Probolinggo

Yogyakarta,  17 September 2021—Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM mengadakan diskusi Social Development Talks (SODET) dengan tajuk “Pengelolaan Sumber Daya berbasis Komunitas: Wujud Masyarakat Mandiri Energi?” pada Jumat (17/09). Pelaksanaan SODET kali ini menjadi rangkaian diskusi ketiga dalam perayaan Dies Natalis Departemen PSdK ke-64: “Social Development in The Decade of Ecosystem Restoration”. 

Tujuan dari diskusi ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman ke khalayak publik, terutama terkait cerita masyarakat lokal dalam upaya pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. 

Diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung dari kanal YouTube PSdK FISIPOL UGM, SODET menghadirkan Mohammad Rasyid selaku perwakilan Warga Desa Andung Biru dan Inisiator Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Rendi Diawangsa selaku asisten humas dan CSR PT PJB UP Paiton, dan Vandy Yoga Swara selaku dosen PSdK UGM.

Diskusi dibuka dengan paparan oleh Rendi selaku perwakilan dari PT PJB UP Paiton. Menurut Rendi Desa Andung Biru meski termasuk dalam wilayah yang belum dijangkau listrik PLN memiliki potensi yang salah satunya ialah aliran sungai yang debitnya besar. Potensi ini kemudian yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk memperoleh aliran listrik dengan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Namun demikian, masih terdapat beberapa tantangan dalam pengelolaan tenaga mikro hidro ini seperti jangkauan listrik yang rendah, peralatan yang kurang standar seperti pipa dan jaringan, dan kualitas SDM yang terbatas dalam pengelolaan listrik.

Berangkat dari kondisi tersebut PT PJB UP Paiton membuat program Kampung Sentra Energi Terbarukan untuk Masyarakat (Kampung Setrum) Andung Biru sebagai Desa Mandiri Energi. Program ini kemudian berisi beberapa kegiatan meningkatkan keandalan PLTMH dengan perbaikan pipa, pelatihan pengelolaan pembangkit dan pengoperasian PLTMH, hingga digitalisasi pencatatan rekening listrik.  

Selanjutnya, Mohammad Rasyid sebagai warga andung biru sekaligus inisiator dari PLTMH menceritakan awal mula bagaimana tenaga mikro hidro dapat menjadi sumber listrik di desanya. Menurut Rasyid, pada awalnya ide menggunakan tenaga mikro hidro muncul ketika melihat sebuah lokasi yang menggunakan kincir air sebagai sumber tenaga listrik. Pada awal tahun 1993, barulah Rasyid beserta teman-temannya secara mandiri membuat sebuah kincir dari kayu sebagai sumber tenaga listrik di desanya. Hal ini dilakukan karena potensi aliran air dari sungai yang debitnya besar dan terus mengalir sepanjang tahun. Aliran listrik tersebut kemudian dimanfaatkan Rasyid untuk rumahnya, orang tua, serta adik-adiknya. 

Seiring berjalannya waktu penggunaan listrik dengan kincir air tersebut dikembangkan dengan tenaga mikro hidro. Para penerima aliran listrik pun tidak berhenti pada keluarga Rasyid saja melainkan juga masyarakat yang tinggal di sekitar rumah rasyid. Pada 2004 akhirnya dibeli turbin baru yang dapat digunakan hingga saat ini. “Kita juga mendapat bantuan dari PT PJB UP Paiton perbaikan dan alat sehingga aliran listrik semakin mantap dan dapat meng-cover hingga 600 rumah.” ujar Rasyid. Pada sesi pembicara ketiga, Vandy menjelaskan secara konseptual mengenai peran masyarakat dalam upaya pengelolaan sumber daya secara mandiri. Vandy menuturkan bahwa cerita-cerita seperti di Desa Andung Biru perlu dilihat dalam sudut pandang inovasi. Menurutnya, inovasi yang dilakukan komunitas dalam pemenuhan aliran listrik berkontribusi secara signifikan untuk memperkecil gap kebutuhan listrik di Indonesia.

Hal yang juga penting ketika membahas pengelolaan sumber daya oleh masyarakat ialah upaya untuk tetap melestarikan dan menjadikan konservasi sebagai semangat. Penting untuk mengupayakan aspek keberlanjutan dari pengelolaan sumber daya di Desa Andung Biru dan hal tersebut dapat dilakukan melalui proses konservasi. “Partnership yang terjalin antara komunitas dan perusahaan perlu melihat ini (konservasi) sebagai bagian yang maha penting untuk menjamin keberlanjutan dari inisiatif masyarakat di Andung Biru ini.”

Penulis: Saqib Fardan Ahmada
Proofreader: Nanda Widyasari

Tayangan diskusi ini dapat disaksikan di kanal YouTube PSdK.

Berita Lainnya

advanced divider
Categories