KAPSTRA BASA BASI #2 X Bersamabisa.id: Bersama Hadirkan Kebaikan untuk Masyarakat

Oleh: KAPSTRA FISIPOL UGM

Yogyakarta, 28 Agustus 2021 – Kementerian Sosial Masyarakat Keluarga Mahasiswa Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (KAPSTRA) telah melaksanakan kegiatan diskusi bersama komunitas Bersamabisa.id pada Sabtu (28/08). Diskusi dimoderatori oleh Prasasti Prima dan Febby Yola. Komunitas Bersamabisa.id diwakili oleh Shoffan Mujahid selaku Founder, Zufar Faruqi selaku Manajer Social and Education Development, dan Rizaldy Hilmy Sagito selaku Kepala Sekolah Generasi Indonesia. Diskusi berjalan dengan lancar dan interaktif, Bersamabisa.id menyajikan materi yang sangat menarik dan membuka wawasan. Di awal pemaparan materinya, Shoffan mengutip sebuah pernyataan dari Tan Malaka, tentang mahasiswa sebagai kaum terpelajar yang seharusnya dapat berbaur dengan masyarakat sederhana dan yang bekerja dengan cangkul. Mahasiswa sebagai kaum intelektual memiliki tugas besar yaitu sebagai penerjemah dan perantara dari ilmu yang di dapat di kelas, untuk kemudian disampaikan dan diimplementasikan kepada masyarakat. Hal tersebut tentunya tidak akan didapatkan apabila hanya berharap pada kegiatan di dalam kelas yang terhitung dalam SKS. Atas dasar kekhawatiran itulah Bersamabisa.id didirikan, demi terlaksananya tugas sebagai manusia yang paripurna, yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Terlebih lagi, kondisi masyarakat marjinal di tepi kota dapat dikatakan belum terpenuhi pendidikan dan ekonominya. Bersamabisa.id melihat kondisi tersebut sebagai tesis dan menempatkan potensi pemuda yang penuh dengan ide serta gagasan progresif sebagai anti-tesis. Kedua bagian tersebut diharap dapat membentuk sintesis yakni harapan akan masa depan yang lebih baik. 

Sesi bersama Shoffan Muhajid dari Bersamabisa.id

Mengadakan program di lingkungan masyarakat sekaligus melibatkan mereka tentunya tidaklah mudah. Dibutuhkan cara yang strategis agar program dapat berjalan dengan lancar dan tercapai tujuannya. Bersamabisa.id memakai strategi yang merujuk dari pernyataan Prof. Kuntowijoyo. Terdapat tiga tahapan dalam menjalani program, yang pertama adalah humanisasi, yang kedua liberasi, dan yang ketiga transendensi. Humanisasi dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan dan mendengarkan keluhan masyarakat terlebih dahulu. Masyarakat yang merasa diperhatikan akan lebih mudah menaruh rasa percaya kepada kita sebagai pengusung program. Setelah proses humanisasi, dilanjutkan dengan liberasi yaitu proses pembebasan masyarakat dari berbagai hal seperti buta huruf, kemiskinan, kebodohan, dan lain-lain. Lebih jauh lagi, dibutuhkan proses transendensi untuk membuat program yang bersifat sustainable dengan cara mengaitkan program dengan hal-hal yang sudah membudaya dan mengakar di kalangan masyarakat. Harapannya, melalui beragam aksi yang diadakan oleh Bersamabisa.id, masyarakat dapat lebih memperhatikan pentingnya pendidikan bagi generasi muda, meningkatnya akses belajar, dan terpenuhinya fasilitas belajar bagi anak-anak.

Zufar selaku Manajer Social and Education Development melanjutkan materi yang telah disampaikan oleh Shoffan. Salah satu event besar yang diadakan oleh Bersamabisa.id sekaligus pemantik munculnya kepekaan sosial pada anggota-anggotanya adalah kegiatan Bersama Desa yang mengambil lokasi di Sragen.  Kegiatan tersebut hanya berlangsung selama sebulan namun sangat berkesan. Dari kegiatan tersebut selanjutnya kegiatan-kegiatan lain terus bermunculan, contohnya seperti kegiatan penyaluran Al-Qur’an ke Banten hingga Sekolah Generasi Indonesia. Menurut Zufar, setiap orang berhak menjadi pemantik, setiap orang berhak memulai gebrakan baru lewat platform Bersamabisa.id.

Sesi bersama Zufar Faruqi dari Bersamabisa.id

Terakhir, Rizaldy yang menjabat sebagai Kepala Sekolah Generasi Indonesia membagikan idenya tentang generasi muda yang harus mengambil langkah nyata, alih-alih hanya mengkritisi sistem pendidikan yang ada di Indonesia saat ini. Sekolah Generasi Indonesia adalah program dari Divisi Social and Education Development Bersamabisa.id yang hadir untuk menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak, masyarakat sub-urban di Mojosongo, Jedres. Materi ditutup dengan sebuah kutipan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu, “Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang sebagai guru.”

Sesi bersama Rizaldy Hilmy Sagito selaku Kepala Sekolah Generasi Indonesia

Selain pemaparan dari Bersamabisa.id, kami juga banyak tukar cerita antara anggota Kapstra dengan teman—teman Bersamabisa.id. Bersamabisa.id telah memberikan banyak sekali hal baru dan juga cerita-cerita yang menginspirasi. Semangat juang serta kreativitas dari teman-teman Bersamabisa.id tentunya merupakan hal yang sudah sepatutnya dicontoh. Berani mengambil langkah awal dan mewujudkan niat-niat baik, sebagai pemuda yang memiliki kesempatan lebih, sudah sepatutnya kita juga dapat memulai gebrakan dan melakukan aksi nyata. 

Penyerahan Sertifikat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Lainnya

advanced divider
Categories