Oleh: KAPSTRA FISIPOL UGM (B. Nadindra Srilarastika)
Yogyakarta, 22 Mei 2021- Kementerian Hubungan Masyarakat dari Keluarga Mahasiswa Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (KAPSTRA) telah melaksanakan kegiatan webinar yang berjudul KKN #1 (Kapstra (Menuju) Kerja Nyata). Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jumat (21/05). Acara yang dilaksanakan secara daring dengan mengusung tema Leadership 101: The Power to Empower ini bekerja sama dengan BRIWORK Fisipol UGM. Dalam acara ini, Kementrian Hubungan Masyarakat KAPSTRA menghadirkan Akbar Brojosaputro selaku CEO Conclave Jakarta Selatan sebagai pembicara dan Citra Kumala Putri sebagai moderator.
Webinar KKN #1 ini dihadiri oleh mahasiswa Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan serta Zita Wahyu Larasati, S.Sos., M.A. sebagai dosen pendamping KAPSTRA. Dalam sambutannya, Zita Wahyu Larasati, S.Sos., M.A. mengatakan bahwa rilisan World Economic Forum menyebutkan bahwa salah satu skill yang dibutuhkan di abad 21 ini adalah skill kepemimpinan. Dengan kehadiran Akbar Bojosaputro selaku CEO Conclave dalam webinar ini, diharapkan dapat memberikan gambaran kepada seluruh mahasiswa PSdK mengenai pentingnya mengasah keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan di abad ini.
Memasuki sesi utama, Akbar Brojosaputro menceritakan perjalanannya berkecimpung di dalam dunia bisnis. Setelah lulus dari SBM-ITB, setahun kemudian beliau memulai bisnisnya dengan mendirikan UCP Venture Capital dan TAM Chopstick Factory. Namun karena ketidakmatangan dalam mengatur pengeluaran, maka pada tahun 2013 beliau terpaksa menutup UCP Venture Capital. Beruntungnya, TAM Chopstick Factory masih dapat berjalan. Pada tahun 2014, Akbar Brojosaputro akhirnya mendirikan Conclave (Coworking Space) yang berbasis di Jakarta. Conclave ini merupakan coworking pertama yang ada di Indonesia dan masih berjalan sampai sekarang. Keberhasilan Conclave, tidak membuat Akbar Brojosaputro merasa puas. Dengan kepribadiannya yang ‘tidak bisa diam’ dan ingin mencoba terjun ke hal yang baru, maka di tahun 2016 beliau mendirikan Kappa Fantasy (EsportOrganization) dan berkarya lewat berbagai turnamen.
Pada tahun 2017 dan 2018, Akbar Brojosaputro memutuskan untuk melepas TAM Chopstick Factory dan menutup Kappa Fantasy. Selanjutnya, pada tahun 2019 beliau melakukan investasi ke Odoto (Design Studio). Terakhir, pada tahun 2020 beliau bekerja sama dengan BRIWORK sekaligus menanamkan investasi ke Perusahaan Banner (Personal Care Company).
Pada sesi selanjutnya, Akbar Brojosaputro memaparkan tiga hal yang beliau terapkan berdasarkan pengalamannya sebagai pemimpin. Pada poin pertama, disebutkan bahwa don’t do something you wouldn’t want done to you (jangan melakukan sesuatu yang tidak ingin orang lain lakukan kepadamu). Maksud dari pernyataan ini ialah dalam memimpin sebuah perusahaan, sebisa mungkin jadilah pemimpin yang bisa menempatkan diri di antara anggotanya. Jangan bersikap bossy, namun harus bisa berempati kepada anggota tim lain. Hal ini menjadi isu terbesar dan tidak ada orang yang ingin dipimpin oleh bossy leader.
Lalu poin kedua adalah trust is given, respect is earned (kepercayaan itu diberikan, respek itu diberikan). Terkadang beberapa orang berkata bahwa trust is earned, respect is given. Namun dalam penerapannya, Akbar Brojosaputro berpikir bahwa ketika memulai mendirikan sebuah bisnis, kita tidak punya luxury untuk menunggu orang percaya kepada kita. Sementara, sebuah kehormatan (respect) harus diberikan agar orang-orang percaya pada kita bahwa kita pantas menjadi pemimpin mereka.
Lalu pada poin terakhir disebutkan bahwa menjadi pemimpin harus be genuine. Hal ini dimaksudkan agar menjadi pemimpin yang sepenuh hati dalam meminta tolong, menyampaikan pendapat, dan mengkritik sesuatu. Apabila kita menerima sebuah kritikan akan kesalahan, hal ini harus diterima dengan sepenuh hati dan diperbaiki.
Menjadi pemimpin yang berkompeten membutuhkan perjalanan yang panjang. Buktinya, metode-metode kepemimpinan yang diberikan Akbar Brojosaputro berasal dari pengalamannya jatuh bangun merintis sebuah bisnis hingga sesukses sekarang. Untuk itu, sebagai calon pemimpin muda kita harus berani terjun langsung dalam menghadapi risiko di lapangan.