Review Film “Soul”

Judul : Soul

Tahun : 2020

Produser : Dana Murray

Quotes : “I’m just afraid that if I died today, my life would have amounted to nothing.” –Joe

Sinopsis :

Film animasi hasil kerjasama Pixar dan Disney ini bercerita tentang Joe Gardner, seorang guru musik yang mempunyai mimpi untuk menjadi musisi Jazz terkenal. Impian yang tidak kunjung terwujud serta perbedaan pandangan hidup dengan ibunya, membuat dia merasa jenuh dan hampa dengan kehidupannya yang sekarang. Suatu hari, Joe mendapat kesempatan tampil dalam sebuah acara klub Jazz terkenal. Dia merasa sangat bahagia karena impiannya akan segera terwujud. Namun sayang, dalam perjalanan pulang ke rumah, Joe mengalami kecelakaan. Dia tidak sengaja terjatuh ke dalam lubang selokan di tengah jalan. Peristiwa itu membuatnya koma dan terbangun dengan wujud ‘jiwa biru’ yang dinamakan Soul. Jiwanya itu diarahkan menuju “The Great Beyond” bersama ‘jiwa’ orang-orang lain yang telah meninggal.

Karena Joe merasa belum pantas mati dan masih ingin menggapai impiannya di dunia, dia berhasil meloloskan diri dan tersesat di “The Great Before“, tempat dimana ‘jiwa-jiwa’ mulai dibentuk melalui pelatihan-pelatihan agar siap untuk diturunkan ke bumi. Di “The Great Before“, Joe berusaha mencari jalan keluar untuk kembali ke bumi, tetapi usahanya selalu sia-sia. Sampai suatu ketika, dia bertemu dengan 22, salah satu ‘jiwa’ yang tak kunjung menemukan jati diri selama pelatihan di “The Great Before“.  Hal ini menjadikan 22 berprasangka buruk tentang kehidupan di bumi. Dia sempat berpikir untuk menetap di “The Great Before” selamanya, karena menurutnya bumi hanyalah tempat yang dipenuhi oleh hal-hal negatif saja.

Joe kemudian berpikir bahwa 22 adalah satu-satunya jalan yang akan membawanya kembali ke bumi. Akhirnya, dia menjadi mentor 22 untuk mencari jati diri. Bersama Joe, 22 berusaha menemukan spark atau tujuan hidupnya, sebagai kepingan badge yang terakhir. Setiap ‘jiwa’ yang ada di “The Great Before” harus melengkapi kepingan badge berbentuk bumi yang akan menjadi ‘tiket’ mereka untuk turun ke bumi. Semangat Joe yang tinggi untuk menggapai mimpinya menjadi penyanyi Jazz membuat dia mengorbankan banyak hal. Dari sinilah petualangannya bersama ‘jiwa’ nomor  22 dimulai.

Review pribadi :

Film “Soul” mengajak kita bertanya kembali tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan hidup kita. Apakah cita-cita dan impian kita sekarang merupakan tujuan hidup ini? Jika jawabannya iya, maka yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah impian yang gagal berarti kita gagal dalam mencapai tujuan hidup? Menurut penulis, film ini dapat membuat penonton merenung dan berpikir tentang jawaban pertanyaan di atas. Secara visual, “Soul” mampu menawarkan tampilan animasi yang bagus dan menghibur bagi penonton usia dini. Namun, film ini juga menyimpan pesan moral yang dalam tentang kehidupan. Cocok untuk dinikmati segala usia, mulai dari anak muda hingga orang dewasa.

Selain ajakan untuk mengingat kembali tujuan hidup, “Soul” mengandung pesan akan pentingnya mensyukuri nikmat ketika hidup. Selagi masih muda, kita harus menggunakan setiap menit kehidupan untuk hal yang positif dan bermanfaat bagi sekitar. Film ini mengajarkan kita untuk memelihara hubungan baik dengan orang lain, menjauhi sikap egois, peka terhadap lingkungan sekitar, serta menikmati setiap kesedihan dan kegagalan dalam hidup. Karena dengan proses pendewasaan itulah, kita akan terbentuk menjadi pribadi yang kuat untuk mewujudkan impian besar kita kelak.

Reviewer : Laila Nuruzzahro (Mahasiswa Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, 2021)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lainnya

advanced divider
Kategori