Kegiatan sharing session ini diselenggarakan sebagai bagian dari program Layanan Akademik divisi advokasi dan propaganda KAPSTRA sekaligus bagian dari kegiatan rilis buku panduan MBKM 101. Bertujuan untuk menyediakan akses informasi yang faktual mengenai realisasi program MBKM, khususnya bagi mahasiswa PSdK. Divisi Advokasi dan Propaganda KAPSTRA menghadirkan lima narasumber di antaranya Luluk Atun Jahirah (mahasiswi PSdK 2019), Santi Nur Rahayu (mahasiswi PSdK 2019), Faiz Rahmatullah (mahasiswa PSdK 2020), Arasty Anis Sukma (mahasiswi PSdK 2020), dan Nessia Pratita Nareswari (mahasiswi PSdK 2020). Kegiatan dipandu oleh dua moderator yaitu, Indira Zahra Mustika dan Ovie Syifa Salsabila. Menggunakan platform Zoom, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat 31 Maret 2023 dan dihadiri oleh 40 peserta. Acara dibuka oleh moderatot pada pukul 13.00 WIB. Moderator menjelaskan selayang pandang diselenggarakannya program sharing session kepada peserta.
Luluk Atun Jahirah sebagai narasumber pertama menceritakan pengalamannya mengikuti program MBKM dengen arena magang bersertifikat di PT Kaltim Methanol Industri. Bagi Luluk, mejadi hal yang penting untuk terus mem-follow up informasi seputar pendaftaran program magang, karena bisa jadi informasi yang dikirimkan ke e-mail tidak muncul dalam notifikasi. Selama mengikuti program magang menjadi staf CSR, Luluk turut serta dalam program-program CSR mulai dari bagian perencanaan hingga eksekusi. Menurut pernyataannya, perusahaan mengekspektasikan mahasiswa PSdK untuk dapat menyusun dan mengelola program-program CSR dengan baik. Beberapa kegiatan lain yang dilakukan Luluk selama menjadi staf magang adalah mempresentasikan program CSR yang telah disusun, melakukan pemantauan terhadap program CSR yang sedang berjalan, dan melakukan dialog dengan para stakeholder. Luluk menjelaskan bahwa hubungan internal karyawan PT KMI cenderung baik. Terdapat kegiatan semacam ekstrakulikuler yang dikhususkan bagi para karyawan seperti aktivitas-aktivitas olahraga. Staf magang juga disambut baik oleh para karyawan. Staf CSR juga menjaga hubungan eksternal perusahaan dengan warga sekitar seperti menghadiri atau mengadakan pertemuan dengan masyarakat sekitar. Dengan mengikuti program magang, Luluk merasakan manfaat seperti bertambahnya pengalaman dan pengetahuan, terasahnya social skill, dan terbangunnya relasi. Beberapa hal yang menjadi evalusi dari Luluk adalah pertama, tentang sulitnya kepastian waktu turunnya biaya hidup dan akomodasi, kedua sulitnya akses dengan dosen pembimbing untuk kepentingan administrasi.
Santi Nur Rahayu sebagai narasumber kedua menceritakan pengalamaya selama megikuti program Kampus Mengajar di SDN Japeledak. Ada beberapa hal yang menjadi fokus Santi dan tim Kampus Mengajar untuk diterapkan kepada para siswa, di antaranya adalah literasi, numerasi, keahlian menggunakan teknologi, kemampuan berbahasa Inggris, dan keterhubungan dengan alam. Santi dan tim juga dihadapkan pada suatu kondisi yang disebut learning losss sebagai dampak dari pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Menurut Santi, learning loss sangat berdampak pada semangat belajar siswa, kemampuan literasi, bahkan hingga kebingungan ketika melaksanakan kegiatan seremonial seperti upacara. Dari kegiatan Kampus Mengajar yang Santi ikuti, ia belajar menjalin komunikasi lintas usia, seperti ketika melakukan KBM Santi dan tim harus memastikan proses transfer ilmu berjalan dengan suasana yang kondusif. Santi juga memeroleh pengalaman melakukan komunikasi lintas disiplin ilmu, hal tersebutmerupakan sebuah tantangan dan sebuah pengalaman baru. Menurut Santi, arena Kampus Mengajar merupakan program yang peluang penerimaannya cukup besar. Baginya hal terpenting dalam mengikuti kegiatan ini adalah kita harus mengetahui secara pasti apa yang ingin kita lakukan dan peroleh dari kegiatan Kampus Mengajar ini.
Faiz Rahmatullah sebagai narasumber selanjutnya membagikan cerita tentang program studi independennya. Dalam program ini Faiz mengikuti kegiatan sekolah ekspor. Sekolah ekspor bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada para peserta untuk memberikan pembekalan seputar praktik kegiatan ekspor melalui perangkat digital. Praktik ekspor diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup manusia. Menurut Faiz, praktik ekspor di Indonesia, khusnya ekspor komoditas lokal masih bisa dimaksimalkan melalui berbagai peluang. Evaluasi Faiz terhadap kegiatan ini adalah kapabilitas mentor serta sikap proaktif mentor yang kurang dalam memberikan pembelajaran. Terlebih lagi, Faiz menilai bahwa program studi independen ini tidak berkelanjutan.
Pengalaman tentang studi ke luar negeri dalam program IISMA disampaikan oleh dua narasumber, yaitu Arasty Anis Sukma dan Nessia Pratita Nareswari. Nessia menempuh studi dalam bidang bisnis di VUA, sedangkan Arasty menempuh studi dalam bidang humaniora di Universitas Hambouldt Berlin. Kegiatan belajar mereka meliputi kegiatan belajar di kelas dengan dosen, diskusi kelompok, serta ujian. Aktivitas keduanya di luar negeri juga dilengkapi dengan pengalaman pariwisata dengan mengunjungi destinasi wisata dan melihat kultur masyarakat lokal secara langsung. Menurut keduanya, kemampuan untuk beradaptasi, utamanya dalam hal finansial menjadi hal penting untuk dapat bertahan hidup di egara orang. Kita juga harus memahami bahwa setiap wilayah tertentu pada waktu tertentu memiliki kondisinya masing-masing yang nperlu menjadi perhatian, salah satunya adalah inflasi di negara tujuan.
Kegiatan sharing session ini dilengkapi dengan sesi tanya-jawab yang membuka peluang interaksi antara peserta dan narasumber. Sesi tanya-jawab dipandu oleh kedua moderator dengan mempersilakan penanya mengajukan pertanyaannya kepada salah satu atau lebih narasumber. Acara diakhiri dengan sesi dokumentasi dan ditutup oleh kedua moderator.